TAHAPAN-TAHAPAN PENELITIAN
Kegiatan
penelitian sebagai suatu cara untuk memperoleh pengetahuan atau permasalahan
yang dihadapi, dilakukan secara ilmiah, sistematika dan logis. Untuk menempuh
hal tersebut, harus dilalui prosedur atau tahapan-tahapan tertentu. Dalam
penelitian di bidang apapun, pada umumnya tahapan-tahapan yang ditempuh itu
memiliki persamaan walaupun dalam beberapa hal sering terjadi pelaksanaannya
dimodifikasi oleh peneliti disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang
dihadapi. Secara garis besar tahapan-tahapan penelitian adalah sebagai berikut:
A.
Persiapan/
Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan dalam
tahapan persiapan/perencanaan penelitian (planning reseach), meliputi:
1.
Merumuskan
masalah yaitu: menemukan masalah, merumuskan secara operasional dan
membatasinya terutama untuk menentukan ruang lingkup masalah yang akan
diteliti.
Seperti
diketahui bersama bahwa penelitian adalah merupakan bagian dari pemecahan
masalah. Menurut Notoatmodjo (2002) masalah penelitian secara umum dapat
diartikan sebagi suatu kesenjangan (gap) antara yang seharusnya dengan apa yang
terjadi tentang sesuatu hal, atau antara kenyataan yang ada atau terjadi dengan
yang seharusnya ada atau terjadi serta antara harapan dan kenyataan.
Masalah
penelitian dapat berasal dari berbagai sumber, yaitu dari pengalaman bekerja
sehari-hari, membaca dan menelaah buku-buku atau dari apa yang dirasakan
masalah oleh orang lain. Yang penting adalah bahwa peneliti harus memahami
permasalahan penelitiannya.
Hasil
penelitian merupakan perkayaan dari pengetahuan. Oleh karena meneliti itu
memerlukan biaya, tenaga, waktu, ketekunann dan keseriusan peneliti, maka
sebuah topik atau judul penelitian harus dipilih secara hati-hati hingga
memenuhi persyaratan, yaitu:
a.
Judul
harus sesuai dengan minat.
b.
Judul
harus dapat dilaksanakan.
c.
Harus
tersedia faktor pendukung.
d.
Judul
harus bermanfaat.
Permasalahan
dalam penelitian, secara garis besar dapat dikelompokan menjadi tiga, yaitu:
a.
Permasalahan
untuk mengetahui status dan mendeskripsikan fenomena.
b.
Masalah
untuk membandingkan dua fenomena atau lebih (masalah komparasi).
c.
Masalah
untuk mencari hubungan antara dua fenomena (masalah korelasi), terbagi menjadi
korelasi sejajar dan korelasi sebab akibat.
2.
Mengadakan
studi pendahuluan (preliminary study) untuk mengumpulkan data atau
informasi sehubungan dengan masalah yang diteliti. Preliminary studi
dapat dilakukan melalui studi dokumenter, studi kepustakaan atau studi lapangan
(applied research).
Studi
pendahuluan merupakan salah satu aktivitas atau kegiatan persiapan yang
dilakukan oleh seorang peneliti, dengan tujuan untuk menentukan objek dan
subjek penelitian yang tepat, yang sesuai dengan tema penelitian yang menjadi
fokus kajian peneliti. Objek penelitian, berkaitan
dengan variabel-variabel yang dipilih oleh peneliti, baik variabel masalah (y)
maupun variabel-variabel yang diduga merupakan variabel yang mempengaruhi
variabel masalah. Dengan demikian, penentuan variabel-variabel penelitian
melalui studi pendahuluan merupakan salah satu upaya dari peneliti untuk
memilih variabel-variabel yang tepat, yang secara empirik merupakan variabel
masalah dan variabel penyebab yang determinan, yang mempengaruhi variabel
masalah.
Sementara subjek penelitian,
berkaitan dengan responden. Memilih responden yang tepat merupakan satu
keharusan untuk memperoleh data/informasi yang memiliki tingkat akurasi dan
presisi yang tinggi. Oleh karena itu peneliti harus menetapkan responden yang
reliabel (terpercaya) dalam memberikan data/informasi yang dibutuhkan untuk
menjelaskan permasalahan yang diteliti.
Cara mengadakan
studi pendahuluan adalah sebagi berikut:
a.
Dengan
membaca literatur, baik teori maupun penemuan (hasil penelitian terdahulu).
b.
Mendatangi
ahli-ahli untuk berkonsultasi dan memperoleh informasi.
c.
Mengadakan
peninjauan ke tempat atau lokasi penelitian untuk melihat benda atau peristiwa.
3.
Merumuskan
hipotesis, yaitu kesimpulan atau jawaban sementara (yang memerlukan pembuktian)
terhadap masalah yang akan diteliti.
Kerlinger (1973:151) menyatakan
hipotesis adalah pernyataan yang bersifat terkaan dari hubungan antara dua atau
lebih variabel.
Dari arti katanya, hipotesis memang
dari dua penggalan. Kata Hypo yang artinya “di bawah” dan Thesa yang
artinya “kebenaran” jadi hipotesis yang kemudian cara menulisnya disesuaikan
dengan ejaan bahasa Indonesia menjadi hipotesa, dan berkembang menjadi
hipotesis.
Apabila peneliti telah mendalami permasalahan
penelitiannya dengan seksama serta menetapkan anggapan dasar, maka lalu membuat
suatu teori sementara, yang kebenarannya masih perlu di uji (di bawah
kebenaran). Inilah hipotesis peneliti akan bekerja berdasarkan hipotesis.
Peneliti mengumpulkan data-data yang paling berguna untuk membuktikan
hipotesis. Berdasarkan data yang terkumpul , peneliti akan menguji apakah
hipotesis yang dirumuskan dapat naik status menjadi tesa, atau sebaliknya
tumbang sebagai hipotesis, apabila ternyata tidak terbukti.
Terhadap hipotesis yang sudah
dirumuskan peneliti dapat bersikap dua hal yakni:
a.
Menerima keputusan seperti apa adanya
seandainya hipotesisnya tidak terbukti (pada akhir penelitian).
b.
Mengganti hipotesis seandainya melihat
tanda-tandatanda bahwa data yang terkumpul tidak mendukung terbuktinya
hipotesis (pada saat penelitian berlangsung).
Untuk mengetahui kedudukan hipotesis
antara lain :
a.
Perlu di uji apakah ada data yang menunjuk
hubungan variabel penyebab dan variabel akibat.
b.
Adakah data yang menunjukkan bahwa akibat yang
ada ,memang ditimbulkan oleh penyebab itu.
c.
Adanya data yang menunjukkan bahwa tidak ada
penyebab lain yang bisa menimbulkan akibat tersebut.
Arief Furchon (1982: 126)
menyebutkan bahwa kegunaan hipotesis antara lain:
a.
Hipotesis memberikan penjelasan sementara
tentang gejala-gejala serta memudahkan perluasan pengetahuan dalam suatu
bidang.
b.
Hipotesis memberikan suatu pernyataan hubungan
yang langsung dapat diuji dalam penelitian.
c.
Hipotesis memberikan arah kepada penelitian.
d.
Hipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan
kesimpulan penyelidikan
Ada dua jenis hipotesis yang
digunakan dalam penelitian antara lain :
a.
Hipotesis kerja atau alternatif ,disingkat Ha,
hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan Y, atau adanya
perbedaan antara dua kelompok.
Rumusan hipotesis kerja
a)
Jika... Maka...
b)
Ada perbedaan antara... Dan... Dalam...
c)
Ada pengaruh... Terhadap...
b.
Hipotesis nol (null hypotheses) disingkat Ho.
Hipotesis ini menyatakan tidak ada
perbedaan antara dua variabel, atau tidak adanya pengaruh variabel X terhadap
variabel Y
Rumusannya:
a)
Tidak ada perbedaan antara... Dengan...
Dalam...
b)
Tidak ada pengaruh... terhadap...
Ciri-ciri hipotesis yang baik adalah
sebagai berikut:
a)
Hipotesis harus mempunyai daya penjelas
b)
Hipotesis harus menyatakan hubungan yang
diharapkan ada di antara variabel-variabel-variabel.
c)
Hipotesis harus dapat diuji
d)
Hipotesis hendaknya konsistesis dengan
pengetahuan yang sudah ada.
e)
Hipotesis hendaknya dinyatakan sesederhana dan
seringkas mungkin.
B.
Pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan dalam
pelaksanaan penelitian (operational research) adalah pengumpulan data
yang didasarkan kepada pedoman penelitian yang telah dipersiapkan. Kegiatan ini
erat hubungannya dengan metode penelitian yang digunakan. Data yang telah
terkumpul, selanjutnya dijadikan sebagai dasar dalam menguji hipotesis yang
diajukan. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data dapat dilakukan dengan
teknik-teknik berikut:
1.
Tes
Pengumpulan
data dalam penelitin dapat dilakukan dengan tes atau pengujian. Tes adalah
prosedur sistematik yang dibuat dalam bentuk tugas-tugas yang distandarisasikan
dan diberikan kepada individu atau kelompok untuk dikerjakan, dijawab atau
direspon, baik dalam bentuk tertulis, lisan maupun perbuatan. Tes juga dapat
dikatakan sebagai alat pengukur yang mempunyai standar obyektif sehingga dapat
digunakan untuk mengukur dan membandingkan keadaan psikis atau tingkah laku
individu.
Beberapa jenis
tes yang biasa digunakan dalam penelitian misalnya tes bakat/minat, tes
intelegensi, tes prestasi, tes kepribadian dan sebagainya. Untuk menentukan
jenis tes mana yang akan digunakan dalam penelitian, tergantung pada jenis dan
tujuan penelitian itu sendiri. Tes yang baik adalah tes yang obyektif, valid
dan reliable.
2.
Kuesioner
atau Angket
Kata kuesioner
dipakai untuk menyebutkan metode atau instrumen, artinya, dalam
menggunakan metode kuesioner atau
angket, maka instrumen yang dipakai juga adalah angket. Tujuan pokok dari
penyusunan kuesioner adalah untuk memperoleh informasi yang relevan dengan
tujuan penelitian, dan memperoleh informasi dengan kebenaran dan kepercayaan
setinggi mungkin. Bentuk atau macam kuesioner dapat dibedakan dalam beberapa
jenis, tergantung pada sudut pandangnya, dilihat dari bentuk pertanyaannya,
kuesioner dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu pertanyaan terbuka, (opened
question) atau kuesioner tak terstruktur, pertanyaan tertutup (closed
question) atau kuesioner berstruktur dan yang ketiga pertanyaan terbuka dan
tertutup. Dilihat dari jawaban yang diberikan, kuesioner dibedakan menjadi
kuesioner langsung dan kuesioner tidak langsung. Sedangkan dilihat dari
bentuknya, kuesioner terdiri dari empat bentuk yaitu: kuesioner pilihan ganda,
kuesioner lisan, Check list dan Rating scale.
3.
Wawncara
4.
Observasi
5.
Dokumentasi
C.
Pengolahan
Data
D.
Penulisan
Laporan Hasil Penelitian
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1996. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan
Praktek, Jakarta: Rineka Cipta.
Faiasl,
Sanapioh. 1982. Metodologi Penelitian
Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional.
Furchon,
Arief. 1982. Pengantar Penelitian dalam
Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional.
Narbuko, A. dan Achmadi, A. 2002.
Metodologi Penelitian, Jakarta: PT Bumi Aksara.
Wahidin, Khaerul dan Taqiyuddin Masyhuri, 2002. Metode
penelitian. Cirebon: Badan Penerbit STAIN Cirebon.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar